Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN CGP

  JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MATERI PSE OLEH CGP_HERMAN_KOTA KENDARI Peristiwa Pada jurnal kali ini, materi   pelatihan yang sedang dibahas pada pelatihan CGP angkatan 5 adalah Pembelajaran Sosial Emosional (PSE). Pada modul ini seperti biasa belajar dengan menggunakan alur pembelajaran MERDEKA, yakni mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, refleksi terbimbing, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi, serta aksi nyata. Pada kegiatan modul ini, seperti biasa sebelum memasuki alur kegiatan pembelajaran dengan alur MERDEKA, tentunya pengantar materi merupakan pembuka kegiatan pembelajaran. Setelah menyelesaikan kegiatan tersebut dan tercentang biru, maka eksplorasi dilanjutkan menuju lorong selanjtunya yakni memasuki alur belajar mulai dari diri (M). Pada lorong ini terdapat 18 lorong, yang terdiri dari; latar belakang, defenisi PSE, kompetensi sosial emosional, tugas berkaitan dengan KSE, kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1.

Gambar
  MEMENUHI KEBUTUHAN MURID MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI OLEH HERMAN_CGP 05_KOTA KENDARI  Bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara melalui berbagai tulisan yang  publikasikan, telah banyak memberikan arah untuk pendidikan Indonesia. Salah satu pemikiran beliau yang menjadi arah dalam mendidik guru Indonesia adalah pembelajaran yang berpihak pada murid atau pembelajaran yang memerdekakan murid.  Salah satu pembelajaran yang sesuai dengan konsep ini adalah pembelajaran berdiferensiasi.  Sumber: Dokumen Pribadi  Pembelajaran berdiferensiasi ini sesuai dengan pemikiran beliau bahwa apapun aktivitas guru hendaknya murid yang menjadi tujuan akhirnya sesuai kodrat murid itu sendiri. Untuk mewujudkan hal ini, maka harus merubah cara pandangnya terhadap murid dari pemikiran bahwa murid bagaikan kertas kosong yang dapat ditulisi oleh siapapun termasuk guru sesuai kehendak mereka, namun menurut Ki Hajar Dewantara murid merupakan individu yang memiliki kodrat masing-masing, guru hanyala