KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1.

 

MEMENUHI KEBUTUHAN MURID MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

OLEH

HERMAN_CGP 05_KOTA KENDARI 

Bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara melalui berbagai tulisan yang  publikasikan, telah banyak memberikan arah untuk pendidikan Indonesia. Salah satu pemikiran beliau yang menjadi arah dalam mendidik guru Indonesia adalah pembelajaran yang berpihak pada murid atau pembelajaran yang memerdekakan murid.  Salah satu pembelajaran yang sesuai dengan konsep ini adalah pembelajaran berdiferensiasi. 

Sumber: Dokumen Pribadi 

Pembelajaran berdiferensiasi ini sesuai dengan pemikiran beliau bahwa apapun aktivitas guru hendaknya murid yang menjadi tujuan akhirnya sesuai kodrat murid itu sendiri. Untuk mewujudkan hal ini, maka harus merubah cara pandangnya terhadap murid dari pemikiran bahwa murid bagaikan kertas kosong yang dapat ditulisi oleh siapapun termasuk guru sesuai kehendak mereka, namun menurut Ki Hajar Dewantara murid merupakan individu yang memiliki kodrat masing-masing, guru hanyalah mengarahkan sesuai kodratnya tersebut.

Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan murid sesuai dengan kodratnya tersebut, salah satunya adalah dengan menyajikan pembelajaran berdiferensiasi. Agar dapat menghasilkan pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memahami muridnya dengan melakukan 3 hal pokok berikut; Kesiapan belajar murid (readiness);   Minat murid serta   Profil belajar murid. Kegiatan yang dapat dilakukan guru pada identifikasi kesiapan murid, dapat melakukan serangkaian analisis pemahaman murid dalam memahami materi pembelajaran. Analisis ini bertujuan untuk memetakan pada posisi mana setiap murid dalam kelas tersebut. Apakah sudah berada pada ranah konkret atau sudah berada pada ranah abstrak, masih hal-hal yang mendasar atau yang sudah transformatif, sederhana atau komplek materi yang sudah dipahami, sudah dapat diberikan soal terbuka atau masih harus terstruktur, masih membutuhkan bantuan atau masih memiliki ketergantungan atau masih perlu dibantu atau sudah dapat diberikan tugas mandiri, pemahaman terhadap materi lambat atau cepat menerima materi. 

Hasil analisis tersebut akan sangat membantu dalam pembelajaran yang akan disajikan sehingga pembelajaran lebih asik dan menyenangkan. Dalam hal ini Tomlinson yang dikutip oleh Tim Penyusun Modul 2.1. tentang memenuhi kebutuhan murid melalui pembelajaran berdiferensiasi memberikan analogi bahwa  untuk memahami kesiapan murid dalam belajar, sama halnya dengan aktivitas seseorang dalam mengatur Equalizer sehingga dapat menghasilkan suaru musik yang indah untuk dinikmati (Tim Penyusun, Kemdikbud 22:2022).


Sumber: shorturl.at/BE167

Setelah memperoleh informasi tentang kesiapan murid dalam menerima materi, maka langkah selanjutnya adalah memetakan minat murid dalam belajar, yang dapat dilakukan melalui tes diagnosis atau dapat melakukan wawancara untuk memperoleh gambaran minat murid dalam belajar. hal ini dilakukan agar penyajian konrten serta pembelajaran dapat disesuaikan dengan minat murid. Misalnya yang berminat dibidang seni, maka guru dapat memberi penugasan materi pelajaran yang diampu namun berkaitan degan seni, atau ada murid yang berminat dibidang teknologi, maka pemberian materi atau penugasan berbasis teknologi, intinya aktivitas  yang diberikan murid seyogyanya selalu memperhatikan minat murid.

Setelah itu guru juga harus memperhatikan preferensi gaya belajar murid sehingga penyajian pembelajaran lebih mengena pada gaya atau model belajar yang sering murid lakukan, misalnya murid lebih mudah memahami suatu konten hanya dengan melihat saja, maka guru cukup memberikan teks atau bahan bacaan, sedangkan apabila gaya belajarnya auditori, maka perlu disajikan pembelajaran yang berbasis vidio atau penjelasan materi, sedangkan apabila bertipe atau selalu dengan melakukan gerakan untuk memahami materi, maka perlu serangkaian  peragaan atau contoh-contoh agar mereka lebih mudah memahami materi, karena pembelajaran tidak terlalu jauh meleset dari kebiasaan belajar murid.
Setelah dilakukan serangkaian proses tersebut, guru selanjutnya menyusun RPP berdiferensiasi, sesuai  dengan hasil analisis ketiga aspek diatas. Dalam proses pembelajaran yang paling penting diperhatikan guru adalah pemberian bantuan (scafolding) kepada murid-murid yang membutuhkan bantuan. Pemberian bantuan ini bertujuan agar semua murid memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pemahaman yang sama tentang materi yang dibelajarkan. Diakhir setiap pembelajaran tentunya guru selalu melakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran. Hal ini terus menerus dilakukan agar pembelajaran beridferensiasi terus berkelanjutan sehingga pembelajaran berdiferensiasi pun dapat berlangsung secar alamiah.
Harapannya dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini, pembelajaran lebih menyenangkan serta menantang murid dalam belajar, yang pada akhirnya pendidikan Indonesia akan menghasilkan output  atau lulusan yang semakin merata kemampuan yang dimiliki. Kemampuan yang merata yang dimiliki oleh murid dari  pembelajaran yang berdiferensiasi yang dilakukan Indonesia saat ini, diharapkan dapat semakin mempercepat kemajuan Indonesia yang memiliki karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila, yakni; Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia; Berkebinekaan Global; Gotong Royong; Bernalar Kritis; Mandiri; Kreatif.  Keseluruhan karakter ini dapat mendorong terwujudnya Indonesia maju dan berkembang sesuai kemajuan zaman, namun tetap berkarakter sesuai jati diri bangsa Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

VISI SAYA SEBAGAI GURU PENGGERAK

PRAKARSA PERUBAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAGJA

REFLEKASI MATERI MODUL 1.4. BUDAYA POSITIF