REFLEKSI LOKA KARYA 1 GURU PENGGERAK ANGKATAN 5 TENTANG PEMBENTUKAN KOMUNITAS PRAKTISI
Kegiatan Loka Karya 1 Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Tahun 2022 dilakukan pada hari Sabtu, 11 Juni 2022. Pada hari ini segera saya bergegas menuju tempat diselenggarakannya acara loka karya tersebut, setelah
berpamitan dengan istri dan anak-anak tercinta. Tempat penyelenggaraan acara
loka karya 1 untuk calon guru penggerak angkatan 5 Kota Kendari, diadakan di SD
Negeri 84 Kendari. Aku pun tiba di tempat acara pukul 07.05 menit, tidak lama
berselang sedang duduk dikursi besi depan sekolah, aku di kagetkan dengan suara
yang menurut saya tidak asing muncul dari balik kaca mobil, eh ternyata Pak
Paruddin yang biasa akrab saya panggil Oji Pengajar Praktek (PP) dari Kota
Kendari asal sekolah SMP negeri 1 Kendari ini.
Beliau pun mengajak saya menuju
ruang acara, disana sudah menunggu ibu Suraidah Datu, PP dari kelompokku, beliau
ini berasal dari SMAN 4 Kendari, setelah mempersiapkan beberapa hal, tidak lama
berselang teman-teman lainpun pada berdatangan. Sebelum memulai pembukaan kami
berinisiatif mengadakan foto bersama berlatar spanduk loka karya 1, keceriaan
pun terpancar dari wajah-wajah teman-teman yang sudah siap mengikuti loka karya
1.
Tepat jam 08.00 WITA, Pembukaan pun dimulai. Setelah pembukaan Ice breaking
pertama dari PP pun mulai dikeluarkan satu per satu. Mengawali penyajian materi
kali ini ice breakingnya adalah tebak nama mnjadi penyemangat pagi dengan
memebntuk lingkaran. Siapa yang ditunjuk/ditembak maka sisi orang di samping
kiri dan kanannya berlomba menyebutkan nama teman yang ditembak. Hingga
menyisakan 2 orang terakhir sebagai pemenangnya.
Kali ini keluar jadi
pememangnya adalah ibu Heriani dan Suhardin, mereka berdua berasal dari SMP
Negeri 17 Kendari, yang dulu biasa orang menggenalnya sebagai sekolah kebun ubi,
karena banyak kebun ubi disekitarnya, namun kegigihan dari guru-gurunya terutama
sosok bapak Suhardin, dalam mengembangkan sekolah ini, Saat ini sekolah ini
dapat menjadi salah satu sekolah yang unggul. Setelah itu Pengajar Praktek pun
yakni bapak Paruddin, berbagi kisah menarik ketika meninggalkan kelas, dengan
diawali pertanyaan apakah anak-anak akan rindu dengan kita sebagai pendidik?,
Menurut Pak Paruddin kondisi ini yang harus CGP ciptakan.
Setelah itu berlanjut
ke materi maidset pemimin pembelajaran pada konteks sekolah, manfaat dan
pentingnya komunitas praktisi baik dirinya sendiri dan lingkungan belajar, kosep
dan filosofi dan pronsip komunitas praktisi sebagai bagian peran guru penggerak,
mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi, mengaitkan konitas praktisi
yang sudah ada mewujudkan filosifi GP.
Materi tersebut merupakan pengantar dalam
pembukaan. Penyajian selanjutnya menyajikan menu loka karya 1 yakni:
Kepemimpinan dalam diri; diskusi komunitas praktisi; Komunitas praktisi
sekelingling; Peran guru penggerak dalam menggerakkan komunitas; Menggerakkan komunitas praktisi. Sebelum PP menyajikan materi lebih lanjut,
mengajak peserta loka karya untuk bersama-sama mwnciptakan kelas yang baik
dengan mengajak peserta merumuskan kesepakatan kelas.
Adapun kesepakatan kelas
yang dihasilkan kali adalah sebagai berikut: 1. Tidak mmebunyikan handphone saat
belajar (Ibu Ida) 2. Displin untuk tepat waktu (Pak Basti) 3. Menyampaikan ide
secara merata (Ibu Heriani) 4. Memberikan waktu yang luang untuk salat karena
jauh dari masjid (Suhardin) 5. Memberi kode angkat tangan bila izin (Irwan) 6.
Menghargai pendapat teman (Supriadi) 7. Memberikan pendapat yang efektif dan
efisian (Herman) 8. Tidak mendominasi orang lain dalam mengambil peran (Acy) 9.
Makan tepat waktu (Ibu Fatma) 10. Memberikan reaword (Nuraida)
Mengingat
kesepakatan kelas sudah tersusun, maka sebagai bentuk penghargaan dan ketaatan
pada kesepakatan tersebut, maka PP memulai pembelajaran dengan mengajak peserta
untuk berdoa. Setelah itu sesi kedua dimulai dengan tema kepemimpinan dalam
diri. Untuk mengorientasikan peserta PP memulainya dengan bermain bola kecil.
Peserta di bagi 5 kelompok sehingga 2 orang menjadi perkelompok.
Pada permainan
ini kelompok satu dan empat berhasil menjadi pemenang karenan mampu mengumpulkan
bola sesuai warna yang telah diberikan. Pada permainan ini saya dan pak Suhardin
sebagai kelompok 4 mampu mendapatkan bola yang tepat maka diberikan jempol oleh
PP dan tepuk bahu sebagai penghargaan anda hebat.
Setelah permainan PP pun
mengajak peserta untuk melakukan refleksi “apa makna dari permainan ini”, Saya
pada saat itu mengambil peran pertama dalam memberikan pendapat. Karena banyak
peserta yang mengambil bola yang bukan sharusnya menjadi miliknya, maka menurut
saya makna yang tersirat adalah bahwa terkadang dalam hidup ini terkadang kita
tidak sadari atau bahkan mungkin kita sadari telah mengambil hak orang lain,
oleh karena itu intropeksi diri sangat diperlukan. Berlanjut ke pertanyaan
selanjutnya “Apa perasaannya bila mengumpulkan bola tidak sesuai?” Teman CGP Ima
Juliani menyusul memberikan pendapat bahwa walaupun sudah menuntun tapi bolanya
diambil orang lain, kesempatan itu tidak datang dua kali, beliau juga
menambahkan bahawa harus tepat dan cepat mengarahkan. Tadi saya juga lambat
mengarahkan, tutur bu Ima. Berlanjut lagi ke pertanyaan berikutnya “Apa yang
diarasakan bila mengambil bola yang sesaui?” Kali ini datang dari teman CGP ibu
Nuraida tentunya bahagia karena mampu mengarahkan dengan baik sehingga mendapat
hasil terbaik yang sesuai.
Kemudian ditambahkan oleh CGP Ibu heriani bahwa dalam
mengarahkan harus sesuai tujuan serta tepat intruksinya. Setelah itu PP
melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya “Bagaimana cara mengumpulkan bola dengan
tepat dan banyak?” Kali ini yang mengacungkan tangan adalah CGP Irwan Alimuddin,
menurut beliau bahwa harus ada kesepakatan dengan orang lain, patuh pada orang
yang memberi instruksi.
Setelah itu ditambahkan oleh CGP Bastin. Beliau berpendapat
bahwa hasil yang didapatkan, tergantung orang yang menuntun dan ada kesepakatan
dalam tim. Setelah itu menyusul pertanyaan ”Apa yang haris dilakukan untuk
menjadi pememang?” Untuk pertanyaan ini CGP Jufri memberikan pendapatnya bahwa
harus begerak cepat, konstruksi jelas. Jawabanya ringkas, jelas dan padat, luar
biasa.
Untuk semakin menggali potensi dan pemahaman CGP peserta loka karya 1,
CGP angkatan 5, maka PP pun bertanya lagi “Siapa yang memegang peranan penting
dalam permainan tadi” Ibu Aci CGP dari SDN 1 Kendari barat ini, memberikan
pendapat bahwa yang memegang peranan menurutnya adalah pengarahnya, yang harus
mampu memimpin orang yang berada di belakangnya.
Terakhir PP memberikan
konklusi, bahwa dalam hidup setiap ada peluang harus dijemput. Semua peran
penting (yang didepan dan dibelakang) menjadi pemimpin di areanya, kemudian
semua harus berjalan dengan baik sesuai instruksi yang ada. Kualitas pemimpin
dari pelajaran tadi adalah ketepatan dalam menuntun untuk mencapai visi dan
tujuan.
Setelah itu berlanjut PP ibu Suraidah mengambil alih penyajian materi
setelah sesi sebelumnya telah membantu PP bapak Paruddin. Pada sesi ini mengajak
peserta untuk bagaimana menghubungkan materi nilai-nilai, peran dan komptensi
dari GP agar dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan
pembelajaran, siswa maupun relasi.
Pada sesi ini, peserta dibagi lagi dalam
kelompok: Klp 1 : Nilai Guru penggerak Kpl 2 : peran guru penggerak Klp 3 :
Kompetensi GP (Mengembangkan diri dan orang lain) Setelah melakukan diskusi
dalam kelompok, peserta pun mempersentasekan hasil diskusinya yang telah
dituliskan pada kertas. Setelah selesai semua dilanjutkan dengan menuliskan
masalah-masalah pada Post-It, setiap kelompok mendapat 2 warna post it, warna
kuning untuk menuliskan masalah, warna orange untuk menuliskan solusi.
Pada sesi
ini juga diadakan pembagian kelompok sesuai dengan masalah yakni pembelajaran, relasi dan siswa
Pada sesi ini banyak masalah yang dirumuskan peserta, pada kelompok relasi
muncul masalah yang mengemuka adalah; permintaan tugas-tugas guru, tugas padat
menggangu tugas utama, ada yang merasa senior, ada yang tidak bisa dilayani,
butuh kebijakan sekolah yang memihak, kurang mengupdate informasi dari medsos,
komunikasi dengan teman berkurang. Vicon dijadikan malam hari.
Pada kelompok
yang membahas pembelajaran mengemuka permasalah; komunikasi dengan teman
sejawat, waktu kegiatan berubah, jaringan internet stabil ada tugas yang larut
malam, kurang waktu tidur dan memanjakan diri, jam mengajar kelas XII sudah
tidak ada, mananjemen waktu, tumpah tindih tugas, mengajar tidak maksimal. Sedangkan pada kelompok yang membahas masalah yang berkaitan dengan siswa, muncul
permasalahan; kekhawatiran jika melalaikan tugas mengajar, ada masalah dengan
siswa tidak terleselaikan dan adanya tugas modul padat sehingga hubungan dengan
siswa kurang.
Setelah itu berlanjut ke sesi selanjutnya, peserta dibagi lagi
dalam kelompok. Kali ini dengan nama kelompok tanggan nada, do-re-mi. Pada sesi
ini kelompok mencari solusi atas masalaha yang telah dirumuskan sebelumnya.
Adapun pembagian tugasnya adalah kelompok do untuk mencari solusi berkaitan
dengan relasi, kemlompok re berkaitan dengan pembelajaran dan kelompok mi
berkaitan dengan masalah siswa Adapun hasil diskusinya untuk kelompok Mi;
solausi yang ditawarkan adalah harus ada manajemen waktu, ada komitmen yang
dimulai dari diri sendiri, harus focus pada tugas utama, harus memiliki tujuan.
Kelompok Re; solusi yang ditawarkan adalah Coba membuat planning atau schedule,
jangan menunda-nunda pekerjaan, konsisten dengan jadwal, meminta pertukaran
waktu pada siang hari, memilih sarana yang mendukung. Kelompok Do; Solusi yang
ditawarkan adalah Membangun koordinasi untuk konsulidasi dalam membangun
komitmen, saling mamahami dan bersifat terbuka.
Dari permasalahan tersebut,
secara garis besar solusi yang dihasilkan adalahi; manajemen waktu yang belum
optimal, menyusun time schedule, Berdiskusi dengan teman sejawat menjadi
solusinya, menggunakan media komunikasi digital, komitmen diri, itulah.
Berdasarkan kegiatan yang diterapkan pada sesi ini, nilai yang diperoleh dari
pembelajaran sesi ini, ada nilai kolaborasi. Ketika bekerjasama harus melawan
ego untuk memberikan peluang bagi orang lain. Ternyata harus ada ketepatan waktu
dengan keaktifkan tanpa dominasi yang dominan. Membangun komunikasi positif
berawal dari kolaborasi. Inilah salah satu fondasi dalam membangun komuntas
praktisi. Pada sesi ini diawali lagi dengan permaina tepuk tangan; Tepuk satu
(selamatPagi), tepuk 2 (siang), Tepuk 3 (sore) dan tepuk tidak terdengar
(malam). Awalnya permainan dimainkan dalam frekuensi penyebutan yang lambat,
sehingga peserta masih bisa konsentrasi melakukannya, namun setelah frekuensi
penyebutan dipercepat, maka terjadi kesalahan. Permainan ini ternyata bertujuan
untuk menguji konsentrasi seseorang.
Selanjutnya PP pun menyajikan materi
tentang komunitas praktisi, sebagai berikut: Komunitas praktisi adalah sekompok
yang memiliki semangat dan kegelisahaan yang sma tentang parktik yang mereka
lakukan. Tujuannya : mengumpullkan dan membagi informasi melalui sedukasi
praktek pembelajaran, memdorong anggota berbagi melalui interaksi dan
kolaborasi. Karakteristik : Domain (kesamaan yang pentingan -tujuan dan
identitas), komunitas (tatanan sosial yang memiliki kesepakatan _ (menghormati,
terbuka dll), praktik (adanya pengetahuan yang dikembangkan) Contoh Domain –
guru di sekolah memiliki tujuan untuk terpusat pada murid Komunitas – adanya
pertemuan yang rutin (belajar dan berbagi praktik baik) Paraktik – Adanya
catatan, hasil refleksi, foto, video Jenis aktivitas (membagi masalah dan
menacari solusinya, merumuskan tindakan memecahkan masalah, mendokumentasikak
aktivitaas, berbagi pengalaman praktik baik, merefleksikan tindakan-tindakan
yang diambil untuk perbaikan.
Setelah materi ini PP lalu menggali pemahaman CGP;
kali ini CGP Ibu Heriani yang memberikan pendapat bahwa menurtu beliau rupanya
apa yang dijelaskan sudah dilakukan. Dilanjurtkan dengan CGP Ibu Nuraida, Saya
akan mencobanya untuk melakukannya di sekolah serta bisa mendatangkan hasil yang
lebih baik. Kemudian ibu Nuraida memberikan tips agar jangan berhenti untuk
bergerak dan bangun komunitas praktisi sekitar kita melalui kolaborasi. Setelah
itu PP memberi Penguatan agar terus mendalami lebih jauh tentang komunitas
praktisi menjadi tugas selanjutnya.
Materi terakhir
sebagai penutup materi adalah materi tentang bagaimana merawat komunitas
praktisi, pada sesi ini peserta diajak untuk bermain peran sebagi wisatawan yang
mengunjungi pos-pos yang telah disediakan. Pada setiap pos tersebut PP sudah
menyediakan kegiatan tahapah membuat komunitas praktisi, sebagai berikut: 1.
Merintis : membangun percakapan awal – menemukan pengikut pertama – membangun
percakapan bermakna. 2. Meumbuhkan : menyelenggarakan pertemuan belajar secara
rutin, mendorong dan mendampingi anggota komunitas menerapkan hasil belajar,
medokumentasikan dan membagikan hasil belajar. 3. Merawat keberlanjutan :
Mengembangkan anggota menjadi anggota kemunitas parktis, menginisisasi
kolborasi, menyelenggarakan proyek kegiatan murid.
Setelah semua selesai
mengunjungi pos-pos tersebut peserta diberi kesempatan untuk melakukan refleksi
tentang kegiatan yang sudah dilakukan. Setelah itu berlanjut ke sesi penutup
dilakukan pada pukul 14.50 Wita. Kegiatan refleksi mengawali tahap ini. Memilih
secara acak, peserta mengungkapkan perasan yang dialami semenjak pagi hingga
sesi akhir hari ini. Masuk dalam komunitas untuk berkoborasi dan berbagi
(Herman). Saya sebagai anggota dalam KKG yang merasa kurang sehingga saat
kegiatan ini saya termotivasi untuk maju bergerak (Acy).
Pada tahapan pembentukan
komunitas praktisi dijelaskan oleh Ibu Fatma. Banyak hal yang dikemukakan
termasuk perannya sebagai ketua KKG di tingkat kecamatan yang belum berperan
secara optimal. Akhirnya pukul 15,00 Wita kegiatan ditutup. Ini hasil
kesepakatan kelas yang ditetapkan. Permohonan maaf dari pengajar praktik
diutarakan, jika ada kesalahan diungkapkan oleh Paruddin, setelah itu PP Ibu siti suraida
memberikan penegasan bahwa kegiatan ini untuk memperteguh posisi sebagai guru penggerak
untuk bisa menggerak dan bergerak terus.
Lebih lanjut ibu Suraidah memberi penguatan bahwa menjadi guru adalah pilihan yang mulia
maka menjalaninya untuk mendapatkan keridohan Allah. Menyemangati untuk saling
berkolborasi.
Setelah selesai memberikan penguatan, PP ibu Suraidah meminta salah satu peserta untuk memimpin doa, pada kesempatan kali ini doa dipimpin oleh bapak Irwan, guru SMAN 3 Kendari, setelah selesai doa ucapan selamat
bertemu dilokakarya selanjutnya serta salam terlontar dari kedua PP sebagai kata-kata perpisahan pada acara ini.
Dari keseluruhan rangkaian kegiatan diatas, banyak memberikan inspirasi dan pelajaran baru
yang in sya Allah saya dapat terapkan untuk mengembangkan pembelajaran di kelas.
Pada setiap sesi diselingi dengan permainan sangat bermanfaat untuk mengurangi
kebosanan pesert, hal ini juga dapat diterapkan dikelas terutama jam-jam kritis
seperti jam terakhir. Selain itu pentingnya memberdayakan dan menggali potensi
pesert melalui refleksi, hal ini juga dapat diterapkan dikelas agar siswa merasa
turut serta dalam pembelajaran. Akhirnya kita harus tergerak, bergerak, dan
menggerakkan untuk lompatan kemajuan pendidikan Indonesia.
Komentar