REFLEKSI TRAPESIUM UMUR, NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

 

Sumber: diadopsi dari modul 1.2. Modul CGP angkatan 05. 


REFLEKSI BERKAITAN DENGAN TRAPESIUM USIA

Berkaitan dengan  nilai posistif dan negatif  yang berkaitan dengan trapesium usia yang saya buat adalah berikut:

Untuk nilai posistif terjadi pada saat  saya masih duduk dibangku  SMEA Negeri 1 Bau-Bau. Nilai positif tersebut berkaitan dengan cerita atau kisah guru saya yang berasal dari kampung ke Kota Bau-Bau. Kala itu akses transportasi sangat sulit dari kampung ke kota Bau-Bau yang hanya dapat ditempuh dengan perahu beberapa hari lamanya. Pada suatu waktu mereka kehabisan makanan dan untuk mencari pekerjaan pun kala itu betapa siulitnya sementara kiriman dari kampung tidak ada karena cuaca. Akhirnya mereka hanya makan rebusan pisang dari halaman rumah tempat mereka tinggal, tapi dia dan teman-temnya tetap bertahan. Pesan Beliau  jika kamu mengalaminya , tetaplah bertahan, In sya Allah,  hasilnya akan kamu nikmati seperti saya saat ini.

Untuk kisah  yang mungkin dapat bernuasa negatif terjadi pada saat saya duduk dikelas VI SD, kala itu dalam menghadapi ujian Nasional, kami diberi pengayaan, materinya saat itu tentang peta buta, untuk menunjukkan lokasi suatu tempat tentang ibu kota negara, sungai, gunung dan lain-lain,  kala itu tidak bisa menjawab dan saya dipukul dengan mengunakan buku. Kala itu saya sadari sebagai kesalahan saya tidak siap, namun seiring dengan meningkatnya pemahaman saya ternyata memukul  sangat tidak baik. Tapi saya pahami tujuan guru saya tidak lain adalah menginginkan saya seperti orang lain yang punya pengetahuna yang banyak untuk bekal saya. Terima kasih  untuk semua guru saya, semoga amal ibadah kalian diterima dan diridhoi Allah amiin. Berkat kalianlah hingga saya sampai berada pada titik ini dan kedepannya.

Pada peristiwa kedua peristiwa tersebut diatas, selain saya tentunya pihak-pihak yang terlibat selain saya adalah teman-teman sekelas saya yang saat itu belajar bersama saya dikelas tersebut.

Kejadian tersebut pada prinsipnya memberikan pengaruh yang besar terhadap diri saya, karena keduanya saya jadikan pendorong bagi saya sehingga tetap saya menempuh pendidikan meskipun mengalami keterbatasan secara ekonomi, karena ayah saya sakit sejak SD dan meninggalkan saya untuk berpulang kehadirat ilahi lebih awal. Terima kasih kepada kedua orang tua saya semoga kalian ditempatkan yang mulia disisi Illahi Rabbi aamiin.

Untuk menggambarkan emosi saya pada saat terjadinya peristiwa tersebut adalah sebagai berikut:

Pada perisitwa pertama yang berkaitan dengan cerita guru saya, pada saat itu saya sangat kagum dan optimis,  karena kebetulan saya kurang lebih berada pada kondisi yang serupa.

Pada peristiwa yang kedua yang berkaitan dengan perisitiwa saya tidak dapat menjawab dan diberi hukuman dengan dipukul, emosi yang saat itu muncul sebagai manusia awalnya benci, namun karena saya teringat nasehat ibu saya , beliau selalu menasehati saya  bahwa kalau mau bagus hidupmu,  sekolah, coba kamu lihat pamanmu, sepupunya ibu,  hidupnya lebih baik. Tertanam dalam benak saya bahwa sekolahlah yang membuat hidup orang lebih baik. Maka peristiwa itu tidak menyurutkan semangat saya, malah justru sebaliknya saya lebih termotvasi lagi untuk saya tahu banyak tentang peta buta (cara membaca peta tanpa keterangan). Rangkaian-demi rangkaian peristiwa tersebutlah yang mendorong saya hingga sampai menyelesaikan pendidikan seperti layaknya orang lain.

          Pelajaran yang dapat saya ambil dengan kegiatan pembuatan trapesium usia dan roda emosi ini adalah saya lebih memahami pentingnya menyadari diri tentang motovasi dan dorongan yang harus diberikan kepada murid untuk tetap giat dalam mengasah diri, sehingga dengan semangat tersebut mereka dapat berada pada titik  kebahagiaan hidup  baik secara individu maupun dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Adapun nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang guru bahwa guru adalah sosok yang harus digugu dan ditiru oleh murid. Oleh sebab itu guru harus menjaga prilakunya dalam segala situasi. Dalam konteks lain peran guru dalam pembelajaran adalah menghadirkan suasana belaajar yang kondusif, dengan mengutamakan pemberian tuntunan guna menghadrikan pembelajaran yang bermakna bagi kelangsungan hidup murid-muridnya pada episode kehidupan selanjuntya.

 

REFLEKSI NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya

          Berkaitan dengan  nilai-nilai yang membantu saya menggerakkan murid adalah berkaitan dengan pilihan hidup saya yang memilih guru sebagai profesi saya. Saya sebagai guru harus mampu tampil sebagai pribadi yang menyenangkan, menginspirasi, dan memotivasi murid-murid saya atau dalam bahasa Ki Hajar Dewantara, guru harus mampu tampil sebagai ‘Ing Ngorso Sung Tulodo Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani’, sehingga mereka dapat menemukan jalan keluar dalam menghadapi tahapan kehidupan setelah mereka keluar dari bangku sekolah.

          Sedangkan nilai-nilai yang mendorong saya untuk menggerakkan rekan guru dan komunitas saya adalah nilai yang berkaitan dengan nilai-nilai yang diajarkan pada agama saya Islam, sebagaimana Rasullah SAW, bersabda ”Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab no. 129, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath no. 5787). (sumber: https://shorturl.gg/F7kr)

Selain itu  dalam Al Quran terdapat adanya larangan untuk berbuat kerusakan di muka bumi serta adanya perintah untuk selalu berdoa agar senantiasa berbuat kebaikan dimuka bumi ini. (Sumber : https://shorturl.gg/hVFE3)

Nilai-nilai tersebut menuntun saya untuk menyebarkan kebaikan dimuka bumi kepada sesama manusia sehingga nilai-nilai kebaikan itu menyebar merata yang mengantarkan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara menjadai damai aman dan sejahatera lahir dan batin.


                                                    Sumber: shorturl.at/kmqt5

          Nilai-nilai ini sejalan dengan nilai-nilai yang dimiliki seorang guru penggerak yang harus menjadi pemimpin dalam pembelajaran, organisasi dan komunitas guna mewujudkan profil pelajar Pancasila yakni Bertaqa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulai, berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, kreatif, bernalar kritis dan mandiri sebagai manusia Indonesia yang penuh dengan kebijaksanaan.

Peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya

Selama kurang lebih  20 tahun saya mengajar, telah menjalani beberapa peran selama menjalankan tugas sebagai guru, peran pertama yang tentunya tetap melekat pada diri saya, telah memainkan peran penting dalam mencetak generasi bangsa khususnya di Kota Kendari. Sebagai guru pada saya berada  diruang kelas bukan hanya bertindak memberikan pengetahuan, namun yang terpenting adalah memberikan motibasi dan semangat serta upaya perbaikan ahklak agar murid-murid saya selalu menjadi yang terbaik dengan motivasi yang saya berikan” jadilah dirimu selalu yang terbaik, karena jika kamu semua menjadi yang terbaik, maka sekolahmu akan menjadi yang terbaik, jika sekolah  semua sekolah menjadi yang terbaik maka kotamu akan menjadi yang terbaik, jika semua kota menjadi yang terbaik maka Indonesia pasti maju.

Peran yang saya mainkan selama ini untuk menggerakkan guru dan komunitas saya adalah  menggerakkan MGMP di sekolah sebagai ketua MGMP Prakarya dan Kewirausahan dan pada tingkat Kota Kendari, saya sebagai sekretaris MGMP Kota Kendari. Pada peran ini berupaya menggerakkan teman sejawat terutama menyangkut perkembangan dan penyusunan dokumen pembelajaran yang akan digunakan di sekolah masing-masing.

Pada Tingkat sekolah juga saya berperan dalam pengembangan karakter tentang pembentukan budaya bersih  sekolah dan lingkungannya melalui program LISASIPAPATE OK, namun karena ada pergantian pimpinan program ini tidak lagi menjadi perhatian, karena fokus program pimpinan yang baru tidak menjadikan hal ini menjadi prioritas, namun setelah melalui diskusi dengan pimpinan dan para wakaseknya, sudah ada titik temu, hal ini akan dibudayakan kembali sebagai upaya meneruskan pengembangan karakter murid-murid SMA Negeri 9 Kendari.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

VISI SAYA SEBAGAI GURU PENGGERAK

PRAKARSA PERUBAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAGJA

REFLEKASI MATERI MODUL 1.4. BUDAYA POSITIF